Cara Menghindari Penipuan Berkedok Akun Layanan Konsumen

Tips Dan Cara Menghindari Penipuan Berkedok Akun Layanan Konsumen Pada Media Sosial

Arunapasman.com - Berkembangnya media sosial yang luar biasa pasti di ikuti dengan sisi negatif tak terhindarkan, banyak seklai pelaku kejahatan siber yang menemukan celah baru untuk mendapatkan korban.

Belum lama ini cukup banyak modus baru yang menggunakan media sosial menjadi layanan pelanggan abal-abal dengan cara membuat akun yang sangat mirip dengan akun asli aduan resmi sehingga banyak yang terkecoh.

Kita ambil contoh misalnya pada Twitter, Facebook tidak jarang pelaku mencari twit berisi keluhan dan dengan sengaja merespons keluhan tersebut kemudian menyamar sebagai akun lembaga resmi dan menawarkan bantuan.

Tindakan berikutnya yang biasa dilakukan penipu akan meminta kode OTP hingga mengirimkan foto kartu ATM sehingga bisa mengambil keuntungan dari si korban, karena itu jangan sampai mengikuti arahan tersebut.
Memanfaatkan aduan korban yang sedang mengalami suatu masalah saat ini sering digunakan menjadi sebuah modus,tapi tentunya tindakan penipuan ini bisa dicegah dan dihindari, seperti berikut:

Perhatikan Akun Layanan Konsumen Tersebut Dengan Seksama

Pada umumnya orang yang berniat menipu akan menggunakan nama dan kata username akun sangat mirip dengan akun resmi lembaga yang di tiru.

Selain username juga biasanya foto profil dan gaya bahasa atau percakapan semirip mungkin agar korban tidak curinga.

Maka dari itu kamu jangan langsung percaya dari chat saja, dan harus mencermati dulu akun yang kira kirimi aduan, sebaiknya pastikan ke akun yang terverifikasi saja dengan ditandai centang biru.

Dan juga kamu bisa cek history beranda dari akun tersebut, penipu memang bisa membuat mirim nama dan foto tapi histori halaman beranda akan terbatas, Sedangkan akun yang asli akan memliki histori yang dinamis dan panjang dari beberapa tahun terakhir.

Jangan Hanya Melihat Foto Dan Akun Saja

Tips berikutnya kamu harus memperhatikan kembali username dan foto profil serta gaya bahasa yang dipakai, karena akun layanan pelanggan resmi pasti akan mengarahkan kamu sebagai pelapor ke media pesan langsung untuk proses aduan.

Jikapun kamu diarahkan menggunakan aplikasi perpesanan chatting seperti WhatsApp atau Telegram maka lebih baik dicurigai dan hati-hati, karena JARANG SEKALI dan hampir TIDAK ADA layanan pelanggan yang menggunakan aplikasi chatting.

Jangan Pernah Memberikan OTP atau Foto Kartu ATM

Ini yang paling jelas membedakan penipu dan layanan aduan pelanggan asli, penipu pasti berbicara dengan basa basi dan mengarahkan kamu untuk mengirimkan kode OTP, karenanya JANGAN PERNAH MAU memberikan OTP dalam bentuk apapun.

Kemudian biasanya penipu juga akanmeminta korban untuk mengirimkan foto tampak depan kartu ATM, jika kedua hal ini sudah diminta maka bisa dipastikan itu Penipuan.

Untuk kondisi dan keadaan apapu jangan pernah memberikan OTP karena penyedia layanan resmi tidak akan pernah meminta kode OTP atau meminta transfer.

Sebagai informasi saja, sebuah lembaga penyedia jasa pastilah sudah memiliki data lengkap tentang pelanggannya dan karenanya tidak perlu meminta lagi. Paling normal hanya diminta untuk menyebutkan nomor ID nya saja, tidak lebih.

Jangan Transfer Apapun

Sebagian besar, penipu akan mengarahkan kamu untuk mentransfer sejumlah uang, dan langsung DITOLAK saja karena lembaga resmi tidak akan menarik biaya apapun saat pelanggannya mengajukan aduan.

Transfer atau pembayaran hanya akan diberlakukan jika fasilitas sudah digunakan, kalau hanya untuk aduan pelanggan pastinya hanya akan dihubungi langsung lewat jalur panggilan ke nomor pribadi.

Berbicara tentang penipuan dengan metode hipnotis dan sebagainya, cara terbaik untuk menghindari hal tersebut yaitu dengan datang langsung ke kantor resmi dan menyampaikan keluhan yang kamu miliki dari penyedia layanan. Tentu tindakan ini menjadi langkah yang paling tepat.